KEHIDUPAN PEDESAAN DAN PERKOTAAN DAYAK SARAWAK

Isi Artikel Utama

Albertus
Mira Sophia Lubis

Abstrak

Makalah ini menggambarkan kehidupan kelompok masyarakat Dayak di Sarawak, yang tinggal di kawasan pedalaman dan perkotaan, dimana ruang hidup, spesifikasi pekerjaan dan interaksi sosial membentuk mereka. Kehidupan perkotaan menjanjikan fasilitas publik yang menjadi daya tarik, seperti universitas, perkembangan ekonomi, jaringan transportasi, pelayanan kesehatan, kesejahteraan dan perbaikan mata pencaharian. Hal ini memicu pergerakan arus manusia dan barang. Sebagai akibatnya, kota menghadapi berbagai masalah serius, seperti kemacetan lalulintas, sampah, pengangguran, pemukiman kumuh, dan ketegangan sosial. Untuk mengurangi masalah perkotaan maka kota harus dipandang sebagai sebuah organism yang saling berhubungan satu sama lain, ketika kemampuan hubungan dan ekspresif cukup kuat untuk memelihara susunan organ tersebut, maka masalah perkotaan bisa ditangani. Sebaliknya, kehidupan pedalaman digambarkan sebagai daerah pegunungan dimana penduduk desa tinggal di rumah panjang dan menerapkan adat istiadat. Dalam situasi seperti ini, mekanisme kehidupan akan berjalan secara bebas sebab kehidupan desa seperti mesin yang bisa dipisahkan satu sama lain, tidak perlu saling tergantung. Kajian ini merujuk pada pengambaran ruang hidup yang disebut kota dan pedalaman, dimana kedua ruang tersebut bergantung satu sama lain. Di masa lampau rumah panjang dan desa menjadi kota bagi penghuninya, dan sekarang kota modern menjadi tempat mata pencaharian menggantikan tanah pertanian. Selanjutnya, gambaran tentang ruang hidup, masyarakat dan faktor faktor yang berkontribusi mengaburkan perbedaan antara kota dan desa diidentifikasi

Rincian Artikel

Bagian
Articles