THE THE URGENCY OF LABORATORY SCHOOL FOR INNOVATION DEVELOPMENT OF AN INCLUSIVE EDUCATIONAL SYSTEM IN KALIMANTAN BARAT

Main Article Content

Fitri Darsini Abassuni
Kristianus
Eusabinus Bunau

Abstract

Implementasi Merdeka Belajar berkait erat dengan pembangunan sistem pendidikan yang inklusif. Masih sangat jarang ditemukan satuan-satuan pendidikan di Kalimantan Barat yang sudah menerapkan sistem pendidikan inklusif yang berpusat kepada kebutuhan peserta didik. Penyebabnya adalah belum terpetakannya pemahaman para pemangku kepentingan bidang pendidikan di Kalimantan Barat tentang pendidikan inklusif sebagai sebuah sistem beserta potensi dan kendala implementasinya. Kurangnya pengetahuan hingga kesalahan persepsi tentang sistem pendidikan inklusif mengakibatkan minimnya pengembangan model pembelajaran yang fleksibel, terdiferensiasi dan kolaboratif sebagaimana dimaksud dalam konsep Merdeka Belajar. Kajian ini bersifat deskriptif yang dirancang untuk menggambarkan urgensi sekolah laboratorium dan pengembangan inovasi sistem pendidikan inklusif di Kalimantan Barat. Dengan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD) secara daring dan luring, kajian ini melibatkan purposive respondent yang terdiri dari Kepala Daerah dan/atau Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Kepala Sekolah dan Guru di 13 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Penelitian ini menemukan bahwa Sekolah Laboratorium (Lab School) di Kalimantan Barat yang menerapkan budaya dan model pembelajaran terdiferensiasi dan berpusat pada murid sangat perlu (urgent) untuk ditingkatkan kualitas pendidikannya. Dewan Pendidikan Provinsi Kalimantan Barat merekomendasikan dibentuknya Lab School sebagai lembaga kajian dan pengembangan inovasi sistem pendidikan inklusif di Kalimantan Barat untuk merealisasikan kolaborasi pemerintah pusat dengan pemerintah provinsi dalam melayani keberagaman peserta didik dan percepatan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat.


 

Article Details

Section
Articles
Author Biographies

Fitri Darsini Abassuni, Dewan Pendidikan Kalimantan Barat

 

 

Kristianus, Dewan Pendidikan Kalimantan Barat

 

 

Eusabinus Bunau, Dewan Pendidikan Kalimantan Barat

 

 

References

AINSCOW, M. E. L., BOOTH, T., & DYSON, A. (2004). Understanding and developing inclusive practices in schools: a collaborative action research network. International Journal of Inclusive Education, 8(2), 125–139. https://doi.org/10.1080/1360311032000158015

Armijo, B. (2022, January 3). Is a “Lab School” right for your child? - Lab schools can offer innovative approaches to education. Https://Www.Usnews.Com/Education/K12/Articles/Is-a-Lab-School-Right-for-Your-Child.

Baglieri, S., & Knopf, J. H. (2004). Normalizing difference in inclusive teaching. Journal of Learning Disabilities, 37(6), 525–529.

Bosker, R. J. (2005). De grenzen van gedifferentieerd onderwijs.

César, M., & Santos, N. (2006). From exclusion to inclusion: Collaborative work contributions to more inclusive learning settings. European Journal of Psychology of Education, 21(3), 333–346.

Durst, A. (2010). Women educators in the progressive era: The women behind Dewey’s Laboratory School. Springer.

Gheyssens, E., Coubergs, C., Griful-Freixenet, J., Engels, N., & Struyven, K. (2020). Differentiated instruction: the diversity of teachers’ philosophy and praxis to adapt teaching to students’ interests, readiness and learning profiles. International Journal of Inclusive Education, 1–18.

Hofman, R. H., & Kilimo, J. S. (2014). Teachers’ attitudes and self-efficacy towards inclusion of pupils with disabilities in Tanzanian schools. Journal of Education and Training, 1(2), 177–198.

Kurtts Ph D, S. A. (2006). Universal design for learning in inclusive classrooms. Electronic Journal for Inclusive Education, 1(10), 7.

Mittler, P. (2012). Working towards inclusive education: Social contexts. David Fulton Publishers.

Permana, R. H. (2019, December 4). PISA 2018: 41% Siswa Indonesia Korban Bullying, 17% Dilanda Kesepian . Https://News.Detik.Com/Berita/d-4809711/Pisa-2018-41-Siswa-Indonesia-Korban-Bullying-17-Dilanda-Kesepian.

Rofiah, N. H., & Rofiana, I. (2017). Penerapan metode pembelajaran peserta didik slow learner. NATURALISTIC: Jurnal Kajian Penelitian Pendidikan Dan Pembelajaran, 2(1), 94–107.

Rofiah, N. H., Sudiraharja, D., & Ediyanto, E. (2020). The Implementation Inclusive Education: Implication for Children with Special Needs in Tamansari Elementary School in Yogyakarta. International Journal of Educational Management and Innovation, 1(1), 82–90.

Supriyanto, D. (2019). Teachers’ Attitudes Towards Inclusive Education: A Literature Review. Indonesian Journal of Disability Studies, 6(1), 29–37.

Tomlinson, C. A. (1999). Mapping a route toward differentiated instruction. Educational Leadership, 57, 12–17.

Twyman, K. A., Saylor, C. F., Saia, D., Macias, M. M., Taylor, L. A., & Spratt, E. (2010). Bullying and ostracism experiences in children with special health care needs. Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, 31(1), 1–8.

UNESCO. (2015). Inclusion in Education: Leaving No Learner Behind. UNESCO.

Woolfolk, A. (2019). Educational Psychology (14th ed.). The Ohio State University: Pearson Education International.